BAGAIMANA MENULIS ESAI ?
Definisi Esai
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Secara umum, esai adalah sebuah tulisan prosais yang menyajikan gagasan subjektif-personal tentang suatu masalah berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya. Dengan pengertian lain, esai adalah tulisan berisi opini atau pendapat seseorang terhadap sebuah permasalahan aktual atau menarik perhatian. Tulisan jenis esai lebih mengutamakan ketajaman analisis, interpretasi, dan refleksi dengan kedalaman uraian disertai kekuatan argumentasi.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa esai merupakan tulisan prosa yang bersifat subjektif atau argumentatif dalam penyampaiannya. Sebuah esai merupakan suatu penilaian, pandangan, pendirian, atau evaluasi penulis terhadap suatu hal untuk kemudian diambil kesimpulan. Di dalam esai harus mengandung fakta atau fenomena yang dikritisi. Menulis esai bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar percaya terhadap pendapat, pendirian, atau penilaian kita tentang suatu hal. Dengan tujuan tersebut, pendapat yang dituangkan dalam esai hendaknya disertai dengan data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca yakin terhadap pendapat penulis.
Esai ditulis dengan gaya dan ciri personal atau individual penulisnya. Gaya dan ciri itu menjadi pembeda pada setiap esai yang ditulis oleh setiap orang. Sebagai suatu bentuk karangan, esai dapat bersifat informal dan formal. Esai informal menggunakan bahasa populer, yaitu bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh banyak kalangan untuk berkomunikasi langsung dengan pembacanya. Adapun esai formal, menggunakan pendekatan yang agak serius. Dalam esai formal, pengarang menggunakan bahasa baku atau standar dan sangat memperhatikan persyaratan penulisan. Namun, baik esai informal maupun esai formal, penulis harus tetap menggunakan bahasa yang baik dan benar serta menghindari penggunaan bahasa figuratif, konotatif, atau bahasa kiasan agar tujuan menyajikan isi tulisan dapat dipahami dengan baik.
Ciri-ciri Esai
Pada umumnya, suatu karya tulis bisa digolongkan ke dalam bentuk esai, apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tulisan dalam bentuk prosa (paparan) yang diwujudkan dalam sejumlah paragraf, bukan puisi dan bukan prosa fiktif.
2. Tulisan yang tidak terlalu panjang atau relatif singkat yang dapat dibaca dalam waktu singkat, tetapi padat dan membahas atau mengkaji sesuatu yang sedang hangat dibincangkan, menarik, atau penting untuk dibahas dan ditulis.
3. Tulisan personal yang subjektif tentang sesuatu masalah aktual, menarik, dan penting dengan kekuatan analisis, interpretasi, dan refleksi.
4. Tulisan yang bersifat formal dan informal dengan membawa ciri personal, nada pribadi, dan gaya khas sesuai dengan karakter penulisnya yang berbeda dengan penulis lain.
5. Tulisan yang berisi pendapat, pandangan, pikiran, sikap, pendirian penulis tentang suatu hal untuk diperbincangkan dengan fakta, ketajaman gagasan, dan kekuatan argumentasi.
6. Tulisan yang memiliki tiga struktur umum, yaitu pendahuluan/pengantar, isi, dan penutup/kesimpulan.
Struktur Esai
Sebuah esai setidaknya harus mencakup tiga unsur, yaitu pendahuluan/pengantar (introductory), isi (body), dan penutup/kesimpulan (concluding). Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan, sebaiknya esai ditulis dengan menggunakan pola pikir penataan paragraf. Dalam sebuah paragraf teradapat tiga kompenen utama, yaitu kalimat pokok/utama, kalimat-kalimat pengembang/penjelas, dan kalimat penegas. Dalam esai terdapat paragraf pembuka/pengantar/pendahuluan (introductory paragraph), paragraf-paragraf isi (body paragraphs), dan paragraf penutup (concluding paragraph). Berikut ini salah satu contoh struktur esai.
Paragraf Pendahuluan/Pengantar:
-Kalimat utama berisi gagasan pokok tentang topik.
-Kalimat-kalimat penjelas/pengembang berupa gagasan, pendapat, sakap yang mendukung gagasan utama.
-Kalimat penegas
Paragraf-paragraf Isi Esai:
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Semua paragraf isi menjelaskan, memaparkan, mengupas, memerikan gagasan utama dan gagasan penjelas pada paragraf pendahuluan).
Paragraf Penutup:
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Paragraf penutup berisi kesimpulan/ rangkuman).
Pada struktur itu, bagian pendahuluan atau pengantar dituangkan dalam satu atau dua paragraf. Isi bagian pengantar berupa pernyataan topik atau pokok masalah yang berfungsi mendudukan inti bahasan dan memberi gambaran umum tentang isi kepada pembaca. Bagian ini menjadi inti dan kendali uraian pada bagian selanjutnya. Fungsi bagian pendahuluan ialah : memberi identitas masalah yang dibahas, menarik perhatian pembaca, memberi indikasi gagasan yang akan diungkapkan, menunjukkan bagaimana masalah akan dipaparkan, dan memberi kerangka berpikir tentang masalah yang akan dibahas. Pada bagian pengantar, sebaiknya tidak menggunakan bullet atau numbering, tetapi dalam bentuk paragraf. Inisiatif penulisan bagian pengantar bisa dalam bentuk pernyataan universal, analogi, anekdot, kutipan, kondisi umum, informasi ganjil, pertanyaan, kata kiasan, temuan data, definisi, atau putar balik.
Bagian isi esai (body paragraphs) berisi sekumpulan paragraf yang menguraikan gagasan pokok pada paragraf pengantar dengan pendapat, pikiran, pendirian, penilaian, analisis, interpretasi, pembahasan yang bertujuan menjelaskan topik atau pokok masalah yang sudah dikemukakan pada bagian pendahuluan. Gagasan, opini, interpretasi, pembahasan penulis disertai fakta dan argumentasi yang kuat dan ditambah dengan wawasan dan kreativitas berfikir. Hal ini akan menguatkan isi esai yang kita tulis.
Dalam menulis bagian isi, sangat penting untuk menyusun struktur isi sebaik mungkin. Perlu dibuat susunan isi yang berkaitan dengan setiap bagian yang terdapat pada bagian pendahuluan. Apabila pada bagian pendahuluan telah ditulis kalimat-kalimat pokok masalah, maka uraian bagian isi terfokus pada masalah tersebut. Pada bagian isi, setiap paragraf harus mengusung kepaduan (unity), yaitu mengupas topik utama; memiliki kesatuan ide (coherence), yaitu mendemonstrasikan kebertalian dan kelogisan ide atau alur pikir; dan kontrol ide agar tidak melebar ke luar topik. Pengembangan bagian isi bisa disusun dengan beragam cara, yaitu dengan : uraian contoh, klasifikasi, cause-effect, perbandingan, kronologis, atau deskripsi.
Bagian penutup atau kesimpulan (concluding paragraph) berisi konfirmasi/pernyataan ulang, rangkuman, atau kesimpulan akhir, yang berisi ringkasan yang mencakup keseluruhan isi esai, juga merupakan penutup esai. Paragraf pada bagian penutup bisa disajikan dengan beragam cara, antara lain dengan : menyatakan ulang poin-point penting, generalisasi permasalahan, simpulan dulu-ke-kini, penilaian situasi terkini, pengharapan, spekulasi, kutipan, prediksi, dan lain-lain.
Tipe-tipe Esai
Esai ditulis untuk tujuan komunikatif yang dapat disusun dalam berbagai bentuk dan sifat tulisan. Berdasarkan peruntukan dan bentuknya, esai dikembangkan dalam beberapa tipe atau jenis, yaitu : deskriptive, report, explanation, exposition, discussion, procedure, review, narrative, spoof, recount, anecdote, dan new item. Selain itu, dilihat dari tipe lainnya, esai memiliki jenis lain, yaitu : esai deskriptif, esai tajuk, esai cukilan watak, esai pribadi, esai reflektif, dan esai kritik.
Esai desktiptif bertujuan menuliskan subjek atau segala objek yang menarik perhatian penulis. Penulis mendeskripskan sebuah rumah, tempat rekreasi, sekolah, pemandangan, atau yang lainnya. Sementara, esai tajuk dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai suatu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap suatu topik dan isu dalam masyarakat. Dengan esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca.
Selanjutnya, esai cukilan watak. Esai jenis ini membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Sementara, esai pribadi hampir sama dengan cukilan watak. Akan tetapi, esai jenis ini menulis diri sendiri dengan mengatakan saya, saya adalah saya, atau menggunakan kata saya dalam tulisannya.
Selanjutnya, esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis menggunakan dengan dalam, sungguh-sungguh, serius tentang topik penting yang berhubungan dengan masalah kehidupan atau kemanusiaan. Misalnya, politik, pendidikan, pembangunan, hakekat manusiawi, dan lain-lain. Esai jenis ini umumnya ditulis oleh kalangan intektual dengan sasaran pembaca tertentu. Terakhir, esai kritik. Dalam esai kritik, penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni dan budaya. Misalnya analisis kritis terhadap karya seni lukis, seni tari, seni pahat, seni teater, dan karya sastra dengan menggunakan berbagai pendekatan. Esai jenis ini berguna untuk mengetahui suatu karya dan membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni dan budaya.
Cara Menulis Esai
Menulis esai tidak terlalu sulit, apalagi jika tema tulisan sudah ada, bahan tulisan sudah tersedia, struktur tulisan sudah disusun. Agar menulis esai berjalan dengan lancar, maka diperlukan aktivitas prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Pada prapenulisan, kita harus menentukan tema dan tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun outline sebagai urutan inti aktivitasnya. Selanjutnya, tahap penulisan dengan mengembangkan tema sesuai tujuan dan memperhatikan outline. Selanjutnya, pada tahap pascapenulisan, dilakukan editing dan revisi serta penulisan ulang. Berikut ini uraian singkat prosedurnya.
1. Menentukan Tema/Topik
Tema tulisan bisa diambil sebagai pilihan dari tema yang ada atau sebuah tema sebagai ketentuan. Apabila tidak ada tema/topik yang ditentukan untuk ditulis, maka kita mencari dan menentukan tema secara mandiri. Dalam hal ini, seringkali kita bingung dalam menentukan tema. Untuk mengatasi masalah tersebut, disarankan agar kita memilih tema tulisan yang menarik perhatian kita, yang disukai, yang dikuasai, dan yang dipahami. Sehingga, kita akan lebih mudah membuat esai.
2. Menentukan tujuan tulisan
Tujuan tulisan cukup penting untuk diperhatikan agar tulisan menjadi lebih terarah atau fokus. Apabila telah mengetahui tujuan menulis esai, tentu akan memudahkan kita dalam mencari inspirasi, membuat analisis, memberikan interpretasi, membuat argumen, atau menyusun uraian isi yang akan disajikan.
3. Merumuskan masalah dan melakukan riset data
Merumuskan masalah berarti menganalisis isu apa yang akan diangkat dalam tema/topik yang akan ditulis. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengembangan gagasan agar esai bisa menyakinkan pembaca. Pengembagan gagasan dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain dengan membaca beberapa referensi yang relevan dan melakukan riset untuk mencari data atau fakta yang dapat mendukung opini yang kita bangun dalam esai. Sumbernya bisa berasal dari media cetak atau elektronik, buku, tinjauan langsung atau observasi, dan lain-lain. Pertanyaan yang patut diajukan sebagai bahan pertimbangan ialah : apakah bacaan/data ini bermanfaat bagi topik atau gagasan saya? Apakah dapat mendukung gagasan saya? Apakah saya harus membaca sumber lain agar dapat menjawab dan menguraikan tema esai? Apakah sumber bacaan dan data sudah cukup memadai untuk memperkuat kesimpulan yang akan ditulis?
4. Membuat Outline (Kerangka Tulisan)
Tema atau topik ibarat clue dalam tulisan, sedangkan outline ibarat desain atau blue print dalam tulisan. Outline disusun untuk memastikan apakah semua ide yang akan ditulis cukup lengkap, apakah semua ide kohesif, apakah semua ide disusun dengan sistematis, apakah urutan ide itu logis?
Outline dapat disusun dalam bentuk kerangka topik atau kerangka kalimat. Dalam outline harus diperhatikan kesederajatan logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah menulis esai, sehingga esai koheren dan tidak keluar jalur dari topik yang dibahas. Selain itu, outline digunakan untuk membuat tulisan menjadi terorganisir dengan menyusun opini dan data ke dalam satu kesatuan.
5. Menulis Esai
Esai ditulis berdasarkan ouline yang telah dibuat. Ikutilah struktur kerangka saat menulis esai secara sistematis dengan memperhatikan bagian pendahuluan, isi/ pembahasan, dan penutup/kesimpulan. Gunakan bahasa yang baik dan benar. Perhatikan penggunaan ejaan, tanda baca, dan diksi yang baik. Gunakan kalimat efektif dan paragraf-paragraf yang baik.
6. Mengedit esai yang telah ditulis
Editing dilakukan untuk memeriksa apakah esai yang kita tulis sudah baik, yaitu dengan memeriksa apakah ide-ide yang ditulis koheren, apakah diksi yang digunakan tepat, apakah kalimat yang digunakan efektif, apakah ejaan dan tanda baca sudah benar, dan lain-lain. Aspek yang diperiksa berkaitan dengan mekanika, bahasa, dan isi dari esai. Kadang-kadang ada perubahan sudut pandang isi yang masih perlu diperkuat dengan sumber baru. Setelah esai diedit, langkah selanjutnya menulis ulang dan melengakapi esai dengan referensi. Cantumkan semua sumber yang dikutip dalam daftar pustaka atau dalam bentuk footnote. Tulis juga identitas penulis esai secara singkat.
Selamat menulis esai. Literasi maju, pendidikan istimewa.
Cucu Agus Hidayat, S.Pd.,M.Pd.
(Pengurus Komunitas Literasi Purbasari Disdik, Pengurus PGRI Kab. Purwakarta, Kepala SMPN 1 Maniis Purwakarta).
Referensi:
Agus Hidayat, Cucu dan Rikrik Halimatussadiah. 2017. Cara Gampang Menulis Artikel Jurnal Ilmiah. Bandung : MG. Publisher.
Djuharie, Otong Setiawan. 2009. Teknik dan Panduan Menulis Melalui Eksplorasi Model dan Latihan, Essay Writing, Book 3. Bandung : Yrama Widya.
Parera, Jos. Daneil. 1987. Menulis Tertib dan Sistematik, Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar