Ads

Wikipedia

Hasil penelusuran

Tampilkan postingan dengan label KELAS XII. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KELAS XII. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Februari 2021

MAPEL KIMIA BAB 5 Benzena dan turunannya

 

Benzena dan Turunannya: Pengertian, Rumus, Soal


Pernahkah kamu mencium bau wangi kapur barus dari lemarimu?

Senyawa apa yang sebenarnya terkandung dalamnya sehingga dapat menghasilkan aroma yang khas tersebut?

Ya, senyawa tersebut mengandung hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa turunan benzena. Begitu banyak senyawa turunan benzena kita temui sehari-hari.

Bagaimana struktur, tata nama, dan kegunaan benzena dan turunannya? Marilah kita pelajari lebih lanjut agar lebih jelas.

Pengertian Benzena

Benzena merupakan senyawa hidrokarbon aromatik paling sederhana dengan rumus molekul C6H6 yang berbentuk siklik (membentuk cincin).

Benzena memiliki satu atom H yang terikat di setiap atom C dan memiliki total 3 buah ikatan rangkap dua yang berselang-seling.

Terdapat dua jenis cara menggambar struktur benzena yaitu dengan struktur Kekule dan struktur delokalisasi π.

Benzena

Struktur Kekule dikemukakan oleh Kekule pada tahun 1865.

Kekule menyatakan bahwa 6 atom karbon benzena berada pada sudut-sudut yang membentuk heksagon beraturan dengan satu atom hidrogen mengikat pada setiap atom karbon dengan ikatan tunggal dan ikatan ganda berseling.

Pada struktur delokalisasi π, ikatan rangkap pada benzena digambarkan sebagai lingkaran yang menyatakan terjadinya delokalisasi ikatan π.

Delokalisasi ini terjadi karena elektron pada ikatan rangkap yang berseling itu tersebar di seluruh cincin.

Mengapa kita perlu mempelajari benzena sedangkan strukturnya hanyalah sangat sederhana?

Meskipun benzena hanyalah cincin aromatik dengan enam atom karbon, pada kenyataan senyawa ini banyak kita temui sehari-hari.

Senyawa benzena memiliki berbagai turunan senyawa. Apa saja turunan senyawa benzena itu? Mari kita bahas lebih lanjut.

Senyawa Turunan Benzena dan Tata Namanya

Dari banyak turunan senyawa benzena yang ada, terdapat tiga jenis penggolongan senyawa benzena, yaitu benzena monosubstitusi, benzena disubstitusi, dan benzena substitusi lebih dari dua.

Benzena monosubstitusi merupakan benzena dengan satu substituen yang menggantikan salah satu atom H. Benzena jenis ini memiliki tata nama “nama substituen + benzena”. Perhatikan contoh berikut.

Turunan Benzena

Nama-nama substituen yang umum terdapat pada senyawa benzena antara lain:

Nama SubstituenRumus/Struktur Kimia
nitro-NO2
floro-F
kloro-Cl
bromo-Br
isopropil-CH(CH3)2
hidroksi-OH

Benzena disubstitusi memiliki dua substituen sehingga dapat terjadi isomer posisi. Untuk membedakan isomer posisi pada benzena disubstusi, digunakan penamaan orto (o), meta (m), para (p).

Orto digunakan apabila substituen berada pada atom C nomor 1 dan 2. Meta digunakan apabila substituen berada pada atom C nomor 1 dan 3. Sedangkan para digunakan apabila substituen berada pada atom C nomor 1 dan 4.

Penomoran tentunya memperhatikan substituen terdekat sehingga tidak ada 1 dan 5 melainkan pada nomor 1 dan 3. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

Turunan Benzena 2

Bagaimana jika substituennya berbeda?

Apabila substituennya berbeda maka salah satu substituen menjadi senyawa utama sedangkan yang lain menjadi cabangnya.

Pemilhan senyawa utama memperhatikan aturan dibawah ini, dimana senyawa yang lebih diprioritaskan menjadi senyawa utama.


(lebih prioritas) –COOH, –SO3, –CH3, –CN, –OH, –NH2, –R, –NO2, –X

Senyawa Benzena

Nama-nama senyawa dengan substituen tersebut sebagai berikut.

Benzena dengan substituenNama senyawa
–COOHAsam benzoat
–COOBenzoat
–SO3Sulfonat
–SO3HAsam Sulfonat
–CH3Toluena
–CNBenzonitril
–OHFenol
–NH2Fenilamin
–NO2Nitrobenzene

Nah, lalu bagaimana jika lebih dari dua substituen? Cara penamaannya hampir sama.

Untuk senyawa dengan substituen sama maka diberi nomor dengan substituen terdekat menjadi nomor 1, kemudian digunakan penamaan seperti pada senyawa organik umumnya.

Sedangkan pada substituen yang berbeda, salah satu substituen menjadi senyawa utama. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

Benzena dan Turunannya

Kegunaan Senyawa Benzena dan Turunannya pada Kehidupan Sehari-Hari

Tentunya kita sering sekali bertemu jenis senyawa ini, hanya saja kita sering tidak sadar dengan hal itu.

Apa saja sih kegunaan senyawa benzena ini dalam kehidupan kita? Senyawa seperti apa itu?

Berikut beberapa contoh senyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Natrium benzoat, sebagai pengawet makanan
  • Nitrobenzena, digunakan pada pewangi pada semir sepatu
  • Asam salisilat, digunakan pada obat kutil, jerawat, dan ketombe
  • Metil salisilat, digunakan pada balsam
  • Asam benzoat, merupakan bahan baku untuk membuat sakarin, dan aspirin.
  • Parasetamol, sebagai obat penurun panas
  • Vanilin, sebagai perisa dan aroma vanila

Cukup banyak bukan?

Seperti biasa untuk memahami materi lebih lanjut, ayo kita kerjakan contoh soal.

Contoh Soal Benzena dan Turunannya

1. Benzena memiliki banyak turunan. Berikut beberapa contoh struktur turunan benzena. Beri nama masing-masing senyawa ini!

Contoh Soal Benzena dan Turunannya

2. Salah satu jenis bahan peledak yaitu trinitrotoulena. Tuliskan struktur senyawa tersebut!

3. Natrium benzoat merupakan jenis pengawet turunan benzena, tuliskan struktur senyawanya!

Nah untuk ketiga soal tersebut, coba kerjakan dan cocokkan jawabannya dengan di bawah ini
Pembahasan

1. nama masing-masing senyawa:

a. Etilfenol

b. Asam metilsulfonat

c. Nitrobenzoat

d. Klorotoulena

e. Asam 3,5-dimetilsulfonat

2. Struktur trinitrotoulena seperti berikut ini.

Contoh Soal Benzena dan Turunannya 2

3. Struktur natrium benzoat seperti berikut ini.

Contoh Soal Benzena dan Turunannya 3

Penutup

Benzena merupakan senyawa dengan enam atom C yang membentuk cincin dengan satu atom H di setiap atom C dan ikatan rangkap selang-seling.

Benzena memiliki berbagai turunan yang sering kita temui. Demikian pembahasan kita kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua

Rabu, 27 Januari 2021

MAPEL ENGLISH LM BAB 7 Conjunctions: contrasting

 

Conjuction Contrasting (Although, eventhough)


Conjunctions: contrasting

Learn about it! 
The conjunctions but and although/though connect ideas that contrast. Whereas is also used but it is not as common:
The new city hall is amazing but it’s going to cost a lot.
He’s quite short, whereas his sister is tall.
But
But is a coordinating conjunction used to connect ideas that contrast. Coordinating conjunctions connect items which are the same grammatical type.
main idea
contrast
The meal was good
I want to lose weight
Lara cooked roast beef for me
Edinburgh is an interesting place
but
expensive.
I hate diets.
I don’t eat meat.
it takes a long time to get there.
Warning:
We can’t use however as a conjunction instead of but to connect words and phrases:
My teacher is very nice but a bit strict.
Not: My teacher is very nice however a bit strict.
Although/though
Although/though can be used to contrast ideas. Although/though are subordinating conjunctions used to connect a subordinate clause to a main clause, like after, as, before, if, since, that, even though, even if.
main idea
although
though
contrast
Grace is an excellent athlete
she injured her leg recently.
Harry is a great friend
we don’t see each other often.
The although/though clause can come first.
Although
Though
contrast
main idea
the car was destroyed,
no one was injured in the crash.
people say it’s dangerous,
I think it’s an amazing country.
But or although?
But cannot be used in the same way as although/though. We use but to connect items which are the same grammatical type (coordinating conjunction).
Warning:
The order of clauses connected by coordinating conjunctions cannot be reversed:
Although it rained a lot, we’ve still enjoyed our holiday.
We’ve still enjoyed our holiday, although it rained a lot.
It rained a lot but we’ve still enjoyed our holiday.
Not: But it rained a lot, we’ve still enjoyed our holiday.
Although can sound more formal than butThough is much more common in speaking than in writing. Although is much more common in writing than in speaking.
Even thougheven if
Even though and even if are also used as subordinating conjunctions in the same way as although/though. Even though is similar to although but it makes a stronger contrast:
Even though I cycle to work, I don’t feel very fit.
Even if means ‘whether or not’:
Even if you run, you’ll still be late. (You’ll be late whether you run or not.)
I feel tired even if I go to bed early. (I feel tired whether I go to bed early or not.)
Conjunctions: typical errors
·         We use and to connect words in a list and to connect phrases and clauses in a sentence:
He loves cycling, hiking and ball games.
Not: He loves cycling, hiking, ball games.
·         After conjunctions referring to time, such as when, once and as soon as, we use the present simple when we refer to the future:
It will be summer when we see you again.
Not: … when we will see you again.
They’ll leave once the lecture finishes.
Not: … once the lecture will finish.
As soon as I hear any news, I’ll call you.
Not: As soon as I’ll hear any news …
·         During is a preposition, not a conjunction, so it must be followed by a noun or a pronoun:
She studies while she is on the train.
Not: She studies during she is on the train.
·         When we use a so-clause to connect a cause/reason to a result, the so-clause must come second:
I bought a new computer game so I have no money left.
Not: So I have no money left I bought a new computer game.
·         We use although/though, not but, to connect a subordinate clause to a main clause:
Although I’m tall, I’m not as tall as Bill.
Not: But I’m tall, I’m not as tall as Bill.
·         When as well as or in addition to are followed by clauses, the verb is in the -ing form:
[from a brochure advertising an English course in London]
As well as living with a family, you practise your English.
Not: As well as you live with a family …
In addition to being a wonderful seafood restaurant, it had an amazing view.
Not: In addition to it was a wonderful seafood restaurant …
See also:
·         We cannot use however to connect words and phrases:
The area around Cannes has small but nice beaches.
Not: … has small however nice beaches.
·         We only use one conjunction to connect words or phrases:
Since she had the day off work, she went out for lunch with some friends.
Not: Since she had the day off work, so she went out for lunch …

Minggu, 24 Januari 2021

MAPEL FISIKA BAB 8 KONSEP FENOMENA QUANTUM

 Fisika Kuantum – Menjelang akhir abad ke-19, banyak perkembangan yang terjadi pada dunia fisika. Setelah ditemukannya teori mekanika Newton, teori elektromagnetik Maxwell, dan termodinamika, fisika berhasil menjelaskan berbagai macam fenomena yang terjadi di dunia. Ketiga teori tersebut kemudian dikenal sebagai fisika klasik.

Seiring dengan berkembangnya berbagai peralatan untuk eksperimen, para fisikawan menemukan bahwa ada fenomena-fenomena yang tidak dapat dijelaskan menggunakan teori fisika klasik. Fenomena-fenomena ini baru dapat dijelaskan pada awal abad ke-20 yang merupakan awal era fisika modern. Era fisika modern sendiri ditandai dengan penemuan teori fisika yang mampu menjawab fenomena-fenomena yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika klasik.

1. Fenomena Radiasi Benda Hitam

Kegagalan fisika klasik bermula di akhir abad ke-19 ketika para ilmuwan tidak mampu menjelaskan fenomena radiasi benda hitam. Meskipun tidak ada benda yang benar-benar hitam sempurna di dunia ini, secara teori benda hitam akan menyerap semua cahaya yang datang tanpa memancarkan radiasi energi berupa panas seperti benda-benda lainnya. Namun faktanya benda hitam tetap memancarkan radiasi energi dengan tingkatan atau intensitas yang berbeda. Intensitas ini dapat diprediksi dengan mengetahui temperaturnya menggunakan Hukum Rayleigh-Jeans.

Hukum Rayleigh-Jeans ditemukan oleh Lord Rayleigh dan Sir James Jeans, dua ilmuwan asal Inggris tahun 1900. Menurut hukum tersebut, semakin pendek suatu gelombang, seperti sinar ultraviolet, maka intensitas radiasi energinya semakin tinggi menuju tak hingga.
Sayangnya, hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin pendek gelombangnya, intensitas radiasinya justru menurun. Kegagalan Hukum Rayleigh-Jeans menjelaskan fenomena radiasi benda hitam ini dikenal sebagai Bencana Ultraviolet atau Ultraviolet Catastrophe.

2. Teori Kuantum

Pada tahun 1900, seorang fisikawan asal Jerman, Max Planck muncul dengan gebrakan baru yang menjadi awal munculnya fisika modern. Planck mampu menjelaskan permasalahan bencana ultraviolet yang sebelumnya tidak mampu dijelaskan oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya.

Menurut Planck, radiasi elektromagnetik yang dipancarkan suatu benda terbagi-bagi, atau diskret ke dalam paket-paket energi yang disebut Kuantum. Besarnya energi ini bergantung pada besarnya frekuensi gelombang elektromagnetik. Planck menjelaskan teorinya ini dengan rumus matematik berikut.


E = h \cdot v
E = \space\text{energi}(J)
h = \space\text{konstanta Planck} \space (6{,}626 \cdot 10^{-34} Js)
v = \space\text{frekuensi radiasi} \space(s^{-1})

Teori Planck ini mampu menjelaskan bencana ultraviolet. Hasil perhitungan dengan persamaan Planck ini ternyata sama dengan hasil eksperimen sebelumnya. Mereka menunjukkan grafik pengamatan benda hitam dengan pola yang sama.

Atas penemuannya ini, Max Planck mendapatkan penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1918. Teori Planck kemudian lebih dikenal sebagai Teori Kuantum dan mengawali peralihan fisika klasik menuju fisika modern. Teori Planck juga menginspirasi banyak ilmuwan terhadap berbagai pandangan baru, salah satunya mengenai cahaya.

3. Pemahaman Klasik Cahaya Sebagai Gelombang

Isaac Newton mengatakan bahwa cahaya terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil. Namun, berbagai eksperimen membuktikan bahwa cahaya juga merupakan sebuah gelombang. Salah satu eksperimen yang membuktikan bahwa cahaya merupakan gelombang adalah eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young pada tahun 1801. Young menutup jendela di suatu ruangan gelap dan hanya membuka satu celah kecil yang menjadi sumber cahaya tunggal. Di depan cahaya tersebut diletakkan dua celah tipis yang berdekatan. Cahaya dari celah ganda tersebut kemudian diamati melalui sebuah layar.

Menurut teori Newton, hanya akan ada dua titik terang yang terlihat di layar karena partikel bergerak lurus melalui dua celah yang ada. Namun yang terbentuk di layar adalah pola gelap terang. Pola gelap terang ini muncul karena adanya fenomena interferensi yang dihasilkan oleh gelombang. Bagian gelap muncul ketika gelombang cahaya dari kedua celah saling meniadakan, dan bagian terang muncul ketika keduanya saling menguatkan. Berdasarkan percobaan tersebut, Young menyimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang. Sayangnya, pemahaman klasik mengenai cahaya ini menemukan permasalahan ketika dihadapkan pada peristiwa efek fotolistrik.

4. Efek Fotolistrik

Peristiwa efek fotolistrik pertama kali diamati oleh fisikawan asal Jerman, Heinrich Hertz tahun 1887. Peristiwa ini berkaitan dengan suatu permukaan logam yang disinari oleh cahaya. Hasil dari penyinaran ini nantinya akan melepas elektron dari permukaan logam. Elektron yang lepas ini dapat diketahui karena muncul arus listrik. Munculnya arus listrik karena cahaya ini kemudian disebut sebagai efek fotolistrik.

Menurut Young, cahaya adalah gelombang yang mampu melepaskan elektron karena adanya transfer energi dari cahaya ke elektron. Energi elektron yang lepas dari permukaan logam akan dipengaruhi oleh intensitas cahaya, yakni seberapa terang cahaya tersebut menyinari permukaan logam. Semakin terang cahayanya, semakin besar energi elektronnya.

Namun kenyataannya, energi elektron yang lepas tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Sebanyak apapun cahaya yang disorot ke permukaan logam, tidak mempengaruhi energi elektron yang lepas, namun jumlah elektron yang lepas. Ketika permukaan logam disinari cahaya yang redup, jumlah elektron yang keluar akan sedikit. Sebaliknya, ketika permukaan logam disinari oleh cahaya yang terang, jumlah elektron yang keluar juga akan banyak. Namun, tingkat energi yang dikeluarkan akan tetap sama.

Tingkat energi akan berubah jika frekuensi cahaya berubah. Semakin besar frekuensi cahayanya, semakin besar pula energi elektron yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya hanya berpengaruh pada jumlah elektron yang lepas, bukan energinya. Ini bertentangan dengan teori gelombang cahaya yang menyatakan bahwa intensitas cahaya berpengaruh pada jumlah energi elektron.

5. Pemahaman Cahaya Sebagai Artikel

Albert Einstein, seorang ahli fisika asal Jerman terinspirasi dengan pandangan Planck tentang radiasi gelombang elektromagnetik yang menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik terpaket-paket dalam energi yang disebut kuantum. Namun, Einstein lebih terfokus pada cahaya, salah satu gelombang elektromagnetik.

Einstein berpendapat bahwa sifat cahaya sebagai partikel berperan pada efek fotolistik. Einstein mengatakan bahwa cahaya adalah partikel yang memiliki massa dan momentum sehingga partikel bisa bertumbukan. Cahaya sebagai artikel ini dikenal dengan nama foton.

Pendapat Einstein ini menjawab pertanyaan mengapa intensitas cahaya hanya memengaruhi jumlah elektron yang lepas. Elektron-elektron yang lepas dari logam merupakan hasil tumbukan elektron dengan foton cahaya. Setelah saling bertumbukan, foton akan musnah karena menyerahkan energinya kepada elektron yang tertumbuk.

Sebagian energi yang diterima elektron akan digunakan oleh elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam, agar bisa lepas dari energi ambangnya. Energi ambang adalah energi batas yang dimiliki oleh logam untuk melepaskan elektronnya. Elektron baru bisa lepas dari permukaan logam apabila melewati energi ambangnya. Sisa energi dari foton tadi menjadi energi kinetik maksimal elektron setelah elektron bebas dari logam. Secara matematik dapat dituliskan melalui persamaan berikut.


E = W_0 + EK_{maks}
E =\space\text{energi foton}
W_0 = \space\text{energi ambang}
EK_{maks} = \space\text{energi kinetik maksimal}

Atas jasanya dalam menjelaskan fenomena efek fotolistik, Albert Einstein kemudian mendapat penghargaan Nobel Fisika pada tahun 1921.

Dari  penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai gelombang, cahaya juga dapat berperilaku sebagai partikel. Dari simpulan tersebut, muncul gagasan Dualisme Gelombang Partikel di mana cahaya tidak hanya bisa bersifat sebagai gelombang namun dapat bersifat sebagai partikel pada situasi tertentu.


Rumus Minimal


Energi Foton
E = hf
E = h( c/λ )

Energi Foton Sejumlah n
E = nhf
E = nh( c/λ )

Konversi
1 elektron volt = 1 eV = 1,6 x 10−19 joule
1 angstrom = 1 Å = 10−10 meter
1 nanometer = 1 nm = 10−9 meter
Daya → Energi tiap sekon
Intensitas → Energi tiap sekon persatuan luas

Contoh Soal dan Pembahasan


Soal No. 1
Tentukan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang 6600 Å jika kecepatan cahaya adalah 3 x 108 m/s dan tetapan Planck adalah 6,6 x 10−34 Js !

Pembahasan
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/6600 x 10−10 ) = 3 x 10−19 joule

Soal No. 2
Panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu monokromatis 100 watt adalah 5,5.10−7 m. Cacah foton (partikel cahaya) per sekon yang dipancarkan sekitar....
A. 2,8 x 1022 /s
B. 2,0 x 1022 /s
C. 2,6 x 1020 /s
D. 2,8 x 1020 /s
E. 2,0 x 1020 /s
(Sumber soal : UM UGM 2004)

Pembahasan
Data :
P = 100 watt → Energi yang dipancarkan tiap sekon adalah 100 joule.

Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule

Jumlah foton (n)
n = 100 joule : [ (6,6 x 10−34 )( 3 x 108/5,5 x 10−7 ) joule] = 2,8 x 1020 foton.

Soal No. 3
Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan adalah 66,3 W.m−2. Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang gelombang 600 nm, maka jumlah foton yang mengenai dinding persatuan luas persatuan waktu adalah ....(h = 6,63 x 10− 34 J.s, c = 3 x 108 m.s− 1)
A. 1 x 1019 foton
B. 2 x 1019 foton
C. 2 x 1020 foton
D. 5 x 1020 foton
E. 5 x 1021 foton
(Sumber soal : UN Fisika SMA 2010)

Pembahasan
Data :
I = 66,3 W.m−2 → Energi yang diterima tiap sekon tiap meter persegi adalah 66,3 joule.

Energi 1 foton
E = h(c/λ)
E = (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule

Jumlah foton tiap sekon tiap satuan luas adalah:
n = 66,3 joule : [ (6,63 x 10−34 )( 3 x 108/600 x 10−9 ) joule] = 2 x 1020 foton

Soal No. 4
Tentukan perbandingan kuanta energi yang terkandung dalam sinar dengan panjang gelombang 6000 Å dan sinar dengan panjang gelombang 4000 Å !

Pembahasan
Data :
λ1 = 6000 Å
λ2 = 4000 Å

E = h(c/λ)
E1/E2 = λ2 : λ1 = 4000 : 6000 = 2 : 3

Soal No. 5
Energi foton sinar gamma adalah 108 eV. Jika h = 6,6 x 10−34 Js dan c = 3 x 108 m/s, tentukan panjang gelombang sinar gamma tersebut dalam satuan angstrom!

Pembahasan
Data :
E = 108 eV = 108 x (1,6 x 10−19) joule = 1,6 x 10−11 joule
h = 6,6 x 10−34 Js
c = 3 x 108 m/s
λ = ...?

λ = hc / E
λ = ( 6,6 x 10−34)(3 x 108) / (1,6 x 10−11)
λ = 12,375 x 10−15 meter =12,375 x 10−15 x 1010 Å = 12,375 x 10−5 Å

Soal No. 6
Bola lampu mempunyai spesifikasi 132 W/220 V, ketika dinyalakan pada sumber tegangan 110 V memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 628 nm. Bila lampu meradiasikan secara seragam ke segala arah, maka jumlah foton yang tiba persatuan waktu persatuan luas di tempat yang berjarak 2,5 m dari lampu adalah ... (h =6,6.10−34 J s)
(A) 5,33 . 1018 foton.s m−2
(B) 4,33 . 1018 foton.s m−2
(C) 3,33 . 1018 foton.s m−2
(D) 2,33 . 1018 foton.s m−2
(E) 1,33 . 1018 foton.s m−2
(Sumber soal : SIMAK - UI 2009)

Pembahasan
Daya Lampu yang memiliki spesifikasi 132 W/220 V saat dipasang pada tegangan 110 V dayanya akan turun menjadi :
P2 =(V2/V1)2 x P1
P2 =(110/220)2 x 132 watt = 33 watt

Intensitas (daya persatuan luas) pada jarak 2,5 meter :
I = (P/A) dengan A adalah luas permukaan, anggap berbentuk bola (luas bola empat kali luas lingkaran).
I = (P/4π r2)
I = (33/4π (2,5)2) = 0,42 watt/m2
0,42 watt/m2 → Energi tiap sekon persatuan luas adalah 0,42 joule.

Jumlah foton (n) :
n = 0,42 : (hc/λ) = [ 0,42 ] : [ ( 6,6 x 10−34 )( 3 x 108 )/( 628 x 10−9 ) ] = ( 0,42 ) : (3,15 x 10−19 )
n = 1,33 x 1018 foton

MAPEL KIMIA BAB 11 Sistem Koloid

  Pada artikel kali ini, kita akan belajar tentang materi koloid, mulai pengertian, jenis-jenis, cara pembuatan, sampai manfaat koloid dalam...