Ads

Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 24 Januari 2021

MAPEL FISIKA BAB 8 GRAVITASI

 Hukum Gravitasi Newton

Sebelum tahun 1986, sudah banyak data terkumpul tentang gerakan Bulan dan planet-planet pada orbitnya. Pada tahun 1687, Newton mengemukakan Hukum Gravitasi yang dapat dinyatakan berikut ini:

“Setiap benda di alam semesta menarik benda lain dengan gaya yang besarnya berbanding lurus dengan hasil kali massa-massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya”.

Besarnya gaya gravitasi, secara matematis dituliskan:

Rumus hkm gravitasi Newton

Medan Gravitasi

  1. Kuat Medan Gravitasi

Percepatan gravitasi adalah percepatan suatu benda akibat gaya gravitasi. Gaya gravitasi bumi tidak lain merupakan berat benda, yaitu besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda. Jika massa bumi dengan  jarijari R, maka besarnya gaya gravitasi bumi pada benda yang bermassa dirumuskan:

Rumus hkm gravitasi Newton planet dan benda kecil

Rumus hkm gravitasi Newton planet dan benda kecil 2

2. Percepatan gavitasi di Permukaan Bumi

Apabila benda berada pada ketinggian dari permukaan bumi atau berjarak r=R+dari pusat bumi, maka perbandingan g’ pada jarak dan pada permukaan bumi dirumuskan:

perbandingan kuat medan

contoh soal perbandingan g

Hukum-hukum  Keppler

Hukum Pertama Keppler

Hukum pertama Keppler dikenal sebagai hukum lintasan elipsberbunyi Lintasan setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips, dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya

gambar hkm 1 keppler

Pada zaman Keppler, klaim diatas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku (terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung pandangan alam semesta menurut Copernicus. Ini tidak berarti ia kehilangan relevansi dalam konteks yang lebih modern.

Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkarantetapi sebagian besar planetmengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang mengaproximasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari observasi jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Keppler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memerbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari matahari untuk memiliki orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh Pluto, yang diobservasi pada akhir tahun 1930, terutama terlambat ditemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan ukurannya yang kecil.

Hukum pertama Keppler sukses menyatakan bentuk orbit planettetapi gagal memperkirakan kedudukan planet pada suatu saat. Menyadari hal itu, Keppler dengan setumpukan data yang dimiliki pada kertas kerjanya berusaha keras untuk memecahkannya. Dari kerja kerasnya itu, ia menemukan hukum keduanya yang dikenal sebagai hukum kedua Keppler.

Hukum Kedua Keppler

Hukum kedua Keppler berbunyiLuas daerah yang disapu oleh garis antara matahari dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu yang sama

gambar hkm 2 keppler

Pada gambar di atas dapat kita lihat bahwa laju revolusi planet terbesar adalah ketika garis khayal (vektor radius) terpendek, yaitu ketika planet berada paling dekat dengan matahari (perihelium).Kelajuan revolusi planet terkecil terjadi ketika garis khayal (vektor radius) terpanjang, yaitu ketika planet berada paling jauh dari matahari (aphelium). Berdasarkan metode untuk menentukan kelajuan ini, kita dapat memperkirakan kedudukan planet pada beberapa selang waktu yang akan datang.

Hukum Ketiga Keppler

Setelah publikasi kedua hukumnya pada tahun 1609, Keppler mulai mencari suatu hubungan antara gerak planet-planet berbeda dan suatu penjelasan untuk menghitung gerak-gerak tersebut. Sepuluh tahun kemudian ia mempublikasikan De Harmonica Mundi (Harmony of The World) dan disitu ia menyatakan hukum ketiga gerak planet yang dikenal sebagai hukum harmonik, yang berbunyiKuadrat waktu yang diperlukan oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari matahari “

Jika T1 dan T2 menyatakan periode dua planet, dan r1 dan r2 menyatakan jarak rata-rata mereka dari matahari maka,

rumus hkm 3 keppler

Planet-planet bergerak mengitari matahari dalam lintasan-lintasan berbentuk elipstetapi elips-elips ini sangat dekat ke bentuk lingkaran. Oleh karena itu, R dalam hukum Keppler ketiga dapat didekati dengan jarak antara planet dan matahari atau jari-jari orbit. Untuk bumi T = 365,25 hari dan R = 1,5 x 1011 m

tabel data planet

Kesesuaian Hukum-hukum Keppler dengan Hukum GravitasiNewton

Newton juga menunjukkan bahwa hukum III Keppler juga bisa diturunkan secara matematis dari Hukum Gravitasi Universal dan Hukum Newton tentang gerak dan gerak melingkar. Sekarang mari kita tinjau Hukum III Keppler mengunakan pendekatan Newton.

Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang merupakan kasus khusus dari orbit elips. Kita tulis kembali persamaan Hukum II Newton:

hkm 2 N

Pada kasus gerak melingkar beraturan, hanya terdapat percepatan sentripetal, yang besarnya adalah:

percepatan s

Kita tulis kembali persamaan Hukum Gravitasi Newton:

gaya gravitasi

Sekarang kita masukkan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan percepatan sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton :

gaya gravitasi sama dgn gaya s

Dengan M adalah massa planet,madalah massa matahari, R adalah jarak rata-rata planet dari matahari, v merupakan laju rata-rata planet pada orbitnya.Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit adalah Tdimana jarak tempuhnya sama dengan keliling lingkaran, 2πR.  Dengan demikian, besar v adalah  :

.v terhadap T dan R . 

Kita masukkan persamaan v ke dalam persamaan di atas:

hkm 3 kn

Demikian saja yang dapat saya bahas yang terkait dengan hukum Newton Tentang Gravitasi. Semoga kalian dapat belajar lebih mengasyikkan dan menyenangkan.

MAPEL FISIKA BAB 8 GELOMBANG BUNYI

Tahukah kamu kalau bunyi atau suara yang kita dengar sehari-hari adalah suatu gelombang? Lalu, bagaimana ya cara kita agar mengetahui bahwa bunyi yang kita dengar itu benar-benar sebuah gelombang? Caranya sangat mudah lho, apabila kalian suka bermain piano, saat kamu mulai menekan sebuah nada di tuts-tuts piano tersebut, coba dekatkan dengan sebuah garpu tala di dekat piano tersebut. Pasti garpu tala tersebut akan bergetar. 

Mengapa garpu tala itu bergetar? Tentu saja karena gelombang adalah sebuah getaran yang merambat, sehingga bunyi yang terdengar itu merambat ke dalam medium berupa garpu tala. Tidak hanya itu, dengan memanfaatkan karakteristik dari gelombang, terciptalah teknologi yang dapat membantu pekerjaan manusia. Contohnya, ultrasonografi (alat untuk melihat bayi dalam kandungan), SONAR (alat untuk mendeteksi  keberadaan sesuatu yang bergerak), dan fathometer (alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut). Menarik bukan? Langsung saja yuk, lanjut ke pembahasan.

Klasifikasi Gelombang Bunyi

Suatu bunyi dapat didengar oleh manusia karena memiliki 3 hal yaitu, adanya sumber bunyi, adanya medium rambat bunyi, dan frekuensinya yang berada antara 20 Hz – 20.000 Hz (audiosonik). Tidak hanya manusia, semua makhluk hidup juga dapat mendengar suatu bunyi. Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti jangkrik, laba-laba, gajah, anjing, dan lumba-lumba.
  2. Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh manusia.
  3. Ultrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini dapat didengar oleh hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba. 

Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanikGelombang mekanik adalah gelombang yang membutuhkan medium untuk rambatannya. Medium rambatannya dapat berupa zat cair, zat padat, dan udara. Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Hal ini disebabkan karena kecepatan perambatan gelombang bunyi di dalam zat padat lebih cepat dibandingkan di dalam gas atau udara. 

Ini disebabkan oleh jarak antar molekul dalam zat padat lebih pendek dibandingkan pada zat cair dan gas, sehingga perpindahan energi kinetik lebih cepat terjadi. Tabel 1 merupakan data kecepatan bunyi dalam berbagai zat pada suhu 150 C.

Sumber: https://harsonsite.files.wordpress.com/2017/03/modul-gelombang-bunyi
Sumber: https://rumus.co.id/gelombang-longitudinal

Cara Menghitung Cepat Rambat Bunyi

Nilai kecepatan dari gelombang bunyi bervariasi. Hal ini tergantung dari medium rambatannya. Secara umum, cara menghitung cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut: 

Di mana:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

s   = jarak tempuh (m)

t   = waktu (s)

1. Melalui Zat Padat

Gelombang bunyi dapat merambat melalui zat padat. Contoh medium rambatan zat padat yaitu alumunium, baja, kaca, dan lain-lain. Rumus menghitung cepat rambat bunyi yang merambat melalui  zat padat adalah sebagai berikut:

Di mana 

v = cepat rambat bunyi (m/s)

E = modulus young (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3

Modulus young (E ) merupakan ukuran kekakuan suatu bahan zat padat. Nilai modulus young zat padat berbeda-beda. Contohnya ditunjukkan pada gambar 5. 

Sumber: http://koleksivideotutorial10000.blogspot.com/2015/11/penjelasan-modulus-young.html

2. Melalui Zat Cair

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat cair. Medium zat cair dapat berupa air, raksa, helium cair, dan lainnya. Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam zat cair adalah sebagai berikut: 

Di mana 

v = cepat rambat bunyi (m/s)

B = Modulus Bulk (N/m2)

ρ = massa jenis (Kg/m3)

Modulus Bulk (B) merupakan kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi suatu tegangan ke segala arah. Nilai Modulus Bulk dari berbagai bahan ditunjukkan pada gambar 6. 

Sumber: http://softonezero.blogspot.com/2013/12/sifat-elastis-benda-padat.html

3. Melalui Udara atau Gas

Gelombang bunyi juga dapat merambat melalui medium udara atau gas. Rumus untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas adalah sebagai berikut: 

Di mana 

v = cepat rambat bunyi (m/s)

γ = konstanta laplace

R = konstanta gas umum (J/mol K)

T = suhu gas (K)

M = massa molekul relatif gas

Konstanta laplace (notasi γ) adalah perbandingan antara kapasitas kalor gas pada tekanan tetap dengan kapasitas kalor pada volume tetap. Konstanta laplace dapat dipakai untuk gas monoatomik atau diatomik. Konstanta laplace untuk gas monoatomik adalah: 

Sedangkan konstanta laplace untuk gas diatomik dibagi menjadi 3 keadaan yaitu pada suhu rendah, suhu sedang, dan suhu tinggi. Nilainya adalah sebagai berikut: 

Ciri Khas Gelombang Bunyi

Suatu gelombang bunyi memiliki ciri khas. Ciri khas inilah yang nantinya akan dimanfaatkan dalam pembuatan suatu teknologi yang dapat berguna untuk kehidupan manusia. Ciri khas gelombang bunyi adalah refleksi (pemantulan), refraksi (pembiasan), difraksi (pelenturan), interferensi (perpaduan), Efek Doppler, dan pelayangan gelombang. 

1. Refleksi (Pemantulan)

Pada pemantulan bunyi berlaku hukum pemantulang gelombang yaitu: 

  • Sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang;
  • Gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang.

2. Refraksi (Pembiasan Gelombang)

Refraksi gelombang adalah pembelokkan gelombang ketika melewati bidang batas tertentu. Rumus umum untuk refraksi adalah: 

Di mana 

i = sudut datang gelombang (derajat)

R  = sudut bias gelombang (derajat)

λ1= panjang gelombang 1 (m)

λ2= panjang gelombang  2 (m)

V1= panjang gelombang 1 (m)

V2 = panjang gelombang 2 (m)

3. Interferensi Gelombang (Perpaduan)

Interferensi gelombang adalah perpaduan dua gelombang yang menghasilkan pola-pola tertentu. Interferensi dua buah gelombang bunyi koheren akan menghasilkan pola terang-gelap yang merupakan pola interferensi konstruktif-destruktif. 

Beda lintasan dengan interferensi konstruktif (pola gelombang yang saling menguat) adalah: 

Beda lintasan dengan interferensi destruktif (pola gelombang yang saling melemah): 

4. Efek Doppler

Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang sumber gelombang yang diterima pengamat karena adanya gerak relatif di antara keduanya. 

Fp = frekuensi pendengar (Hz)

Fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)

V  = cepat rambat bunyi (m/s)

Vp = kecepatan pendengar (m/s)

Vs  = kecepatan sumber bunyi (m/s)

Persamaan Efek Doppler dengan tidak mengabaikan kecepatan angin (Vw):

Jika pendengar mendekati sumber bunyi, maka Vp bernilai (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar maka Vs bernilai (+), jika arah angin searah dengan arah rambat bunyi, maka Vw bernilai (+). 

Sumber: ttps://kursusaudio.wordpress.com/2009/07/31/2-6-efek-doppler/

5. Pelayangan gelombang

Pelayangan gelombang adalah interferensi dua bunyi beramplitudo sama namun berbeda frekuensi sedikit. Pelayangan bunyi membentuk interferensi konstruktif-destruktif yang disebut layangan. Satu layangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras atau lemah yang terjadi secara berurutan. Frekuensi layangan dapat dihitung menggunakan rumus:

Di mana

fl = frekuensi layangan bunyi 

f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang berinteferensi

Sumber: https://mastermatfis.blogspot.com/2016/08/pembuktian-dan-penurunan-rumus.html

Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Dengan memahami karakteristik dari gelombang bunyi, para ilmuwan Fisika dapat membuat teknologi yang membantu pekerjaan manusia contohnya SONAR, Ultrasonografi, dan Echocardiogram. 

a. Teknologi SONAR

Teknologi SONAR dapat digunakan untuk sistem navigasi dengan bunyi pantul ultrasonik, pada perangkat kamera berguna untuk mendeteksi jarak benda yang akan difoto, pada kendaraan mobil dapat digunakan untuk mendeteksi jarak benda-benda yang ada di sekitar mobil, dan pengukur kedalaman laut. SONAR untuk pengukur kedalaman laut diletakkan di bawah kapal. 

Prinsip kerja SONAR adalah berdasarkan pemantulan gelombang ultrasonik. SONAR memiliki dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik yang disebut transmitter (emitter) dan alat yang dapat mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (receiver). 

Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmitter (pemancar) yang diarahkan ke sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima (receiver). Dengan mengukur waktu yang diperlukan lagi dari gelombang dipancarkan sampai gelombang diterima lagi. maka dapat ditentukan nilai jarakan dari kedalaman laut. 

Nilai kedalaman laut dapat dicari dengan persamaan:

Di mana 

d = jarak yang diukur (m)

Δt = waktu yang diperlukan gelombang dari dipancarkan sampai diterima kembali (s)

v = kecepatan rambat gelombang ultrasonic (m/s)

n  = indeks bias medium

b. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG). Ultrasonografi adalah teknologi yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam tubuh manusia. USG digunakan untuk melihat perkembangan janin dalam kandungan. USG memiliki 3 bagian utama yaitu Transducer, Monitor, dan Mesin USG. Prinsip kerja dari Ultrasonografi menggunakan konsep pemantulan bunyi yaitu transducer ditempelkan pada organ yang ingin dilihat citra bagian dalamnya. 

Di dalam transducer terdapat kristal yang dapat digunakan untuk menangkap gelombang yang disalurkan. Lalu gelombang yang diterima ini masih dalam bentuk gelombang pantulan sehingga kristal mengubah ke dalam bentuk gelombang elektronik lalu masuk ke mesin USG sehingga data elektronik tersebut diubah menjadi data gambar yang ingin ditampilkan ke Monitor. 

c. Echocardiogram

Echocardiogram adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran darah. Kecepatan aliran darah diukur menggunakan efek Doppler. Bunyi ultrasonik diarahkan menuju pembuluh nadi, dan pergerakan gelombang bunyi tersebut mengikuti kecepatan aliran darah. 


MAPEL KIMIA BAB 11 Sistem Koloid

  Pada artikel kali ini, kita akan belajar tentang materi koloid, mulai pengertian, jenis-jenis, cara pembuatan, sampai manfaat koloid dalam...