Ads

Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 13 Mei 2021

MAPEL KIMIA Hidrokarbon

Halo Quipperian! Pernahkah kalian mengamati bahan bakar minyak seperti bensin, solar, minyak pelumas, dan kerosin (minyak tanah)? Sumber asal dari pembuatan bahan bakar minyak tersebut ternyata berasal dari minyak bumi, lho!Tapi tahukah kalian, walaupun berasal dari sumber yang sama, komposisi atom-atom mereka itu berbeda?

Contohnya bensin yang  mengandung jumlah atom karbon sekitar 5-12, kerosin mempunyai atom karbon 11-16, solar (Carbon 14-18), dan minyak pelumas (Carbon 15-24). Walaupun terdapat perbedaan dari komposisi atomnya, tapi ada satu persamaan di antara senyawa tersebut yaitu mengandung atom karbon.
Atom-atom karbon tersebut membentuk suatu rantai-rantai. Lalu rantai-rantai tersebut membentuk suatu pola yang disebut Alkana, Alkena, dan Alkuna. Menarik bukan?  Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini, Quipper Blog akan membahas tentang definisi Hidrokarbon dan asal muasal teori Hidrokarbon, cara mengidentifikasi senyawa karbon, penggolongan senyawa Hidrokarbon, sifat-sifat senyawa Hidrokarbon, dan Aplikasi Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Penasaran? Check this out!

Teori tentang Hidrokarbon


Teori ini lahir dari gagasan Ilmuwan Kimia asal Jerman bernama Frederich Wohler. Di mana saat itu senyawa yang mengandung karbon (Hidrokarbon) dimasukkan ke dalam senyawa organik. Hal itu disebabkan sebagian besar senyawa karbon yang ada ditemukan pada makhluk hidup. Secara definisi, Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup, sedangkan senyawa anorganik adalah senyawa berasal dari benda tak hidup.
Namun penelitian dari Friedrich Wohler yang dapat mensintesis senyawa anorganik yaitu (NH4CNO) berubah menjadi senyawa organik yaitu urea dan mengubah definisi Senyawa Hidrokarbon menjadi senyawa yang mengandung Hidrogen dan Karbon yang saling berpasangan.

Identifikasi Hidrokarbon


Quipperian, kamu dapan mengidentifikasinya dengan cara membakar sampel yang akan diuji. Jika sampel tersebut merupakan senyawa hidrokarbon, pembakaran tersebut akan mengubah atom karbon ( C ) menjadi karbon dioksida (CO2) dan hidrogen ( H ) menjadi uap air (H2O). Reaksi kimianya sebagai berikut:

Kemudian terhadap CO2dan H2O tersebut dapat dilakukan pengujian sebagai berikut:
Air Kapur                                        Endapan putih
Kertas Kobalt biru + H2O  →   kertas kobalt merah muda
Jika, hasil yang didapatkan sesuai, artinya senyawa yang kita uji adalah suatu senyawa hidrokarbon.

Keunikan Senyawa Karbon


Senyawa karbon adalah senyawa yang mempunyai beberapa keunikan dibandingkan atom-atom lainnya. Keunikan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mampu membentuk 4 ikatan kovalen

Atom karbon mempunyai empat elektron valensi. Sesuai dengan teori pasangan elektron bersama untuk membentuk ikatan yang stabil dengan atom yang lain maka atom C membutuhkan empat elektron dari atom lain karena untuk mencapai kestabilan diperlukan 8 elektron bersama sehingga terbentuk ikatan kovalen. Contohnya adalah CH4dan CCl4.

b. Mampu membentuk suatu rantai karbon

Atom karbon tidak hanya dapat berikatan dengan atom-atom (H, Cl, O, dll) tetapi dapat juga berikatan dengan atom karbon lainnya. Atom karbon yang berikatan dengan atom karbon lain dapat membentuk suatu rantai karbon. Contohnya: benzene (C6H6).

c. Dikenal beberapa kedudukan atom karbon

Kedudukan suatu atom karbon dalam membentuk rantai karbon ditentukan oleh kemampuan atom karbon dalam mengikat atom karbon lainnya, yaitu:

  1. Atom C primer yaitu atom C yang berikatan langsung 1 atom C lain.
  2. Atom C sekunder yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 2 atom C lain.
  3. Atom C tersier yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 3 atom C lain.
  4. Atom C kuartener yaitu atom C yang berikatan langsung dengan 4 atom C lain.

Contohnya adalah sebagai berikut:

Berdasarkan gambar di atas,  atom C primer adalah atom CH3, atom C Sekunder  adalah atom CH2, atom C tersier adalah atom CH, dan atom C kuartener adalah atom C.

d. Memiliki ikatan kovalen yang kuat

Atom karbon terletak pada periode 2 pada sistem periodik unsur-unsur sehingga memiliki jari-jari atom yang relatif kecil sehingga memiliki ikatan kovalen yang kuat.

Jenis-jenis Senyawa Hidrokarbon


Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbonnya, senyawa Hidro karbon dibagi menjadi 3 jenis yaitu Alkana, Alkena, dan Alkuna.

a. Alkana

Alkana adalah senyawa yang terdiri atas ikatan tunggal. Rumus umum alkana adalah:

Penggalan akhir dari senyawa Alkana selalu diakhir dengan ANA. Contohnya: metana (CH4), etana(C2H6).

b. Alkena

Alkena adalah senyawa yang tidak hanya memiliki ikatan tunggal namun juga memiliki rangkap dua dan rangkap 3. Rumus umum dari Alkena adalah

Penggalan akhir dari senyawa Alkena selalu diakhiri dengan ENA, contohnya: C2H4(etena) dan C3H6(propena).

c. Alkuna

Alkuna adalah senyawa yang berikatan rangkap 3 dan memiliki rumus umum nya yaitu:

Penggalan akhir dari senyawa Alkuna diakhiri dengan UNA, contoh: C2H2(etuna), C2H(propuna).

Sifat Fisika dan Kimia


Senyawa Hidrokarbon memiliki sifat-sifat fisika dan kimia. Sifat-sifat fisikanya adalah sebagai berikut:

  1. Wujud zat pada suhu ruangan gas (C1-C4), cair (C5-C18), dan padat (C > 18).
  2. Sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contoh pelarut nonpolar adalah benzene dan CCl4.
  3. Titik didih dan titik lebuh relatif rendah.

Sifat-sifat kimia dari senyawa Hidrokarbon berkaitan erat dengan reaksi-reaksi kimianya. Secara umum senyawa alkana sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang artinya afinitas (keterikatan) kecil. Reaksi terpenting dari senyawa Alkana adalah pembakaran, substitusi,dan perengkahan (pemutusan rantai karbon menjadi potongan lebih pendek). Alkena lebih reaktif (mudah meledak) dibandingan alkana karena memiliki ikatan rangkap.

Pengaplikasian dalam Kehidupan Sehari-Hari


Aplikasi nyata pada senyawa-senyawa Hidrokarbon adalah pegolahan minyak bumi. Minyak bumi merupakan komoditas perdagangan yang sangat penting bagi dunia. Karena produk hasil mereka seperti gas LPG, bensin, kerosin (minyak tanah), solar, dan minyak pelumas merupakan sumber energi bagi umat manusia.
Minyak bumi terbentuk dari hasil penguraian bahan-bahan organik dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada di darat maupun di laut selama berjuta-juta tahun. Pada proses ini, bakteri pengurai mengubah senyawa kompleks tersebut menjadi senyawa hidrokarbon. Karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi terbentuklah minyak bumi.
Produk-produk minyak bumi sebagian besar termasuk golongan Alkana.Penjelasan golongan Alkana beserta fungsinya di jelaskan pada tabel di bawah. Sedangkan produk Alkena adalah sebagian besar bahan baku industri, contonnya plastik, karet sintensis, alkohol. Golongan Alkuna dapat ditemukan di gas rawa, minyak bumi, dan batu bara. Kegunaan Alkuna antara lain sebagai bahan bakar obor, las karbit dan pemotongan logam, serta bahan baku untuk senyawa lain misalnya etanol, asam asetat, dan viniklorida.


Rabu, 07 April 2021

MAPEL KIMIA Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

 

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan [Lengkap + Contoh Soal]


Ketika melarutkan sedikit garam menggunakan air dengan volume tertentu pada suhu ruang, pada awalnya semua garam akan larut dalam air. Jika garam ditambahkan terus menerus, lama kelamaan ada garam yang tidak larut. Hal ini berkaitan dengan kelarutan garam tersebut dalam air. Apa itu kelarutan, bagaimana hubungannya dengan hasil kali kelarutan, bagaimana memperkirakan pengendapan garam, bagaimana pengaruh pH terhadap kelarutan, serta bagaimana pengaruh penambahan ion sejenis akan dibahas pada artikel ini.

Kelarutan

Kelarutan (s) adalah jumlah maksimum zat terlarut (dalam gram atau mol) yang dapat larut dalam pelarut tertentu pada suhu tertentu. Besarnya kelarutan dapat dinyatakan dalam g/L atau mol/L. Zat yang hanya dapat larut kurang dari 0,1 g/L pada suhu 25oC disebut insoluble (tidak larut). Zat yang dapat larut hingga 10 g/L disebut soluble (larut), sedangkan zat yang memiliki kelarutan 0,1 – 10 g/L disebut slightly soluble (sedikit larut). Beberapa data kelarutan senyawa ionik dalam air pada suhu 25oC dinyatakan dalam tabel berikut [1].

Gambar 1. Kelarutan beberapa senyawa ionik pada suhu ruang[1]

Untuk memperkirakan kelarutan garam dengan anion tertentu dapat digunakan beberapa aturan berikut [2].
1. Garam yang mengandung kation dari Golongan IA (Li+, Na+, K+, Rb+, Cs+) dan NH4+ dapat larut.
2. Garam yang mengandung anion asetat (CH3COO), nitrat (NO3), dan perklorat (ClO4) dapat larut.
3. Garam yang anion klorida (Cl), bromide (Br), dan iodide (I) umumnya dapat larut, kecuali AgCl, PbBr2, dan Hg2Cl2 yang tidak dapat larut.
4. Garam sulfat (SO42-) umumnya dapat larut, kecuali garam BaSO4, PbSO4, Ag2SO4, dan SrSO4 yang tidak dapat larut.
5. Garam hidroksida (OH) umumnya sedikit larut. Garam hidroksida dari Golongan IA dapat larut, sedangkan garam hidroksida dari Golongan IIA (Ca2+, Sr2+, Ba2+) sedikit larut. Garam hidroksida dari logam transisi dan Al3+ tidak dapat larut.
6. Garam sulfida (S2-) dengan logam transisi umumnya tidak larut.
7. Garam Karbonat (CO32-) umumnya tidak larut
8. Garam kromat (CrO42-), fosfat (PO43-), dan florida (F) umumnya tidak larut.

Besarnya kelarutan juga dipengaruhi oleh suhu. Sebagian besar pelarutan garam merupakan reaksi endotermik (membutuhkan panas), sehingga umumnya garam menunjukkan kelarutan yang lebih besar pada suhu yang lebih tinggi, kecuali garam sesium sulfat (Ce2(SO4)3) yang menunjukkan kelarutan yang lebih rendah pada suhu yang lebih tinggi [1,2].

Gambar 2. Pengaruh suhu terhadap kelarutan [2]

Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Ketika garam yang sukar larut seperti perak klorida (AgCl) dilarutkan dalam air, maka pada kondisi tepat jenuh akan diperoleh kesetimbangan antara proses pelaruran dan pembentukan endapan, dengan reaksi kesetimbangan sebagai berikut.

Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh persamaan kesetimbangan Ksp = [Ag+][Cl], dimana “sp” bermakna “solubility product” atau produk kelarutan. Padatan AgCl tidak dimasukkan dalam persamaan kesetimbangan karena jumlah padatan murni AgCl tidak mempengaruhi kesetimbangan. Ksp atau hasil kali kelarutan ini adalah hasil kali ion-ion dalam larutan pada keadaan jenuh dipangkatkan koefisien. Data tetapan hasil kali kelaruran (Ksp) diperoleh melalui percobaan. Beberapa data tetapan hasil kali kelarutan garam-garam tertentu pada suhu 25oC ditunjukkan dalam tabel berikut [1].

Gambar 3. Data tetapan hasil kali kelaruan (Ksp) beberapa garam pada suhu ruang

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan (s) garam dalam air berbeda dengan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp). Kelarutan padatan dinyatakan sebagai konsentrasi padatan terlarut dalam larutan jenuh, sehingga besarnya konsentrasi padatan yang dapat larut tersebut berkaitan dengan nilai Ksp. Jika kelarutan garam AgCl dinyatakan sebagai S, maka ion-ion yang terbentuk pada proses pelarutan, yaitu Ag+ dan Cl juga akan memiliki konsentrasi sebesar S (berdasarkan stoikoiometri) [1,2].

Jika diketahui tetapan hasil kali kelarutan AgCl pada 25oC dalam air adalah 1,6 x 10-10, maka banyaknya AgCl yang dapat larut dalam air (kelarutan AgCl) dapat ditentukan sebagai berikut.

Ksp = [Ag+][Cl-] = (S)(S) = S2 = 1,6 x 10-10

S = 1,26 x 10-5 M = 1,26 x 10-5 mol/L x 143,3 g/mol = 1,8 x 10-3 g/L

Sehingga banyaknya AgCl yang dapat dilarutan dalam 1 L air pada suhu 25oC adalah 1,8 x 10-3 gram.

Gambar 4. Hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan beberapa jenis garam

Perkiraan Pengendapan

Misalkan suatu larutan garam, AgNO3 ditambahkan larutan garam lain (NaCl), apakah garam AgCl yang terbentuk akan larut atau mengendap setelah pencampuran kedua garam tersebut? Untuk memperkirakan apakah garam baru yang terbentuk akan mengendap atau tidak, dapat ditentukan dengan membandingkan quotient reaksi (Q) dengan Ksp garam tersebut. Quotient reaksi (Q) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion garam terlarut dipangkatkan koefisien [1,2].

Q < Ksp = larutan belum jenuh; garam larut
Q = Ksp = larutan tepat jenuh; garam belum mengendap
Q > Ksp = larutan lewat jenuh; garam mengendap

Pengaruh Ion Sejenis

Apabila kedalam larutan jenuh AgCl ditambahkan padatan NaCl, konsentrasi ion Cl dalam larutan akan bertambah. Hal ini karena padatan NaCl yang dilarutkan dalam air akan terion menjadi Na+ dan Cl, sehingga mengakibatkan bertambahnya konsentrasi Cl di dalam larutan garam tersebut. Bertambahnya ion Cl- tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada kesetimbangan larutan, sehingga mengakibatkan berkurangnya kelarutan AgCl [1].

Baca juga:

Misal sejumlah padatan AgCl ditambahkan ke dalam 1L NaCl 0,1 M, maka pada awal reaksi belum terdapat Ag+, sedangkan ion Cl- sebanyak 0,1 M. Setelah pelarutan AgCl, masing-masing ion akan bertambah sebesar s, sehingga pada kesetimbangan atau akhir reaksi akan diperoleh konsentrasi masing-masing ion sebagai berikut [1].

Jika diketahui Ksp AgCl = 1,6 x 10-10, maka kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M adalah:

Ksp = [Ag+][Cl-] = (s)(0,1+s)

dalam air s AgCl = 1,26 x 10-5, sehingga 0,1 >> ss dapat diabaikan

Ksp = [Ag+][Cl-] = (s)(0,1)
1,6 x 10-10 = 0,1s
s = 1,6 x 10-9 M
s = 1,6 x 10-9 M = 1,6 x 10-9 mol/L x 143,3 g/mol = 2,3 x 10-7 g/L

Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M adalah 2,3 x 10-7 g/L, sedangkan dalam air sebesar 1,8 x 10-3 g/L, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya ion sejenis mengakibatkan berkurangnya kelarutan. Hal ini juga dapat dijelaskan berdasarkan asas Le Chatelier. Bertambahnya ion Cl- yang berasal dari NaCl dan AgCl mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke arah produk (Ingat: berdasarkan asas Le Chatelier, penambahan konsentrasi pada produk mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke reaktan dan sebaliknya), sehingga jumlah yang terlarut menjadi lebih sedikit [1,2].

Pengaruh pH terhadap Kelarutan

Beberapa garam menunjukkan kelarutan yang lebih tinggi pada pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa). Misal, kedalam larutan garam kalsium florida (CaF2) ditambahkan asam atau dilarutkan pada pH rendah, maka akan mengakibatkan terjadinya perubahan kelarutan CaF2. Hal ini karena, penambahasan asam (H3O+) mengakibatkan ion F yang terbentuk bereaksi dengan H3O+ membentuk HF dan H2O. Adanya ion F yang bereaksi mengakibatkan berkurangnya F dalam larutan, sehingga berdasarkan asas Le Chatilier, jika konsentrasi produk berkurang maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk, sehingga kelarutan menjadi lebih besar.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, garam yang sukar larut yang berasal dari asam lemah cenderung lebih mudah larut dalam larutan asam, atau memiliki kelarutan yang lebih tinggi pada pH rendah [2].

Untuk lebih memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sahabat warstek juga dapat menyimak video di bawah ini.

  • Contoh Soal

Tetapan hasil kali kelarutan Kalsium Florida adalah 3,9 x 10-11. Tentukan konsentrasi ion kalsium dan florida pada larutan jenuh CaF2 pada 25oC, serta tentukan kelarutan garam tersebut dalam gram per liter.

Emulsi perak klorida untuk film fotografi dibuat dengan menambahkan garam klorida ke dalam larutan perak nitrat. Jika 500 mL larutan CaCl2 dengan konsentrasi ion klorida 8,0 x 10-6 M ditambahkan ke dalam 300 mL larutan AgNO3 0,004 M, apakah akan terbentuk endapan AgCl?

Larutan jenuh B(OH)2 mempunyai pH = 9. Tentukan tetapan hasil kelarutan dari B(OH)2.

Rerefensi
[1] Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Campion, A. 2012. Principles of Modern Chemistry. Brooks/Cole
[2] Lower, S. 2020. Solubility and Precipitation Equilibria. 16: Solubility and Precipitation Equilibria – Chemistry LibreTexts (diakses pada 16 Januari 2021)
[3] Hasil Kali Kelarutan Garam (Ksp) – Kimia Kelas XI – YouTube (diakses pada 17 Januari 2021)

MAPEL KIMIA BAB 11 Sistem Koloid

  Pada artikel kali ini, kita akan belajar tentang materi koloid, mulai pengertian, jenis-jenis, cara pembuatan, sampai manfaat koloid dalam...